Rabu, 08 April 2015

Dunia Spiritual Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati Dan Susilo Bambang Yudhoyono.




http://masterspiritual.com/

Keempat presiden ini tidak mau menggunakan klenik atau dunia perdukunan, paranormal, orang pintar, dan sejenisnya. Beliau-beliau itu sangat terkenal dekat dengan para Kiai, tetapi Kiai yang sudah sampai tingkatan spiritual yang tinggi (Kiai Khos) atau bisa di bilang tingkatan level tinggi.

Presiden Habibie,Gus Dur, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono kalau hendak konsultasi denga para Kiai / ulama yang maqamnya sudah mendekati kewalian, beliau biasanya minta disowankan kepada Kiai Abdullah Faqih, dari pesantren Langitan, Tuban, atau kepada Kiai Chudlori dari pesantren Tegal Rejo Magelang. Ini cara yang biasanya di tempuh mereka, jadi spiritual keagamaan Islam menjadi pilihan ke-4 presiden tersebut.

Pada Masa itu masih ada beberapa Kiai Khos yang bisa dijadikan tempat untuk dimintai saran dan do’anya, dia antaranya yaitu KH Ilyas Ruhiyat dari Kampung Cipasung, Desa Cipakat, Tasikmalaya, Mbah Liem atau KH Muslim Rifa’I Imampuro, pendiri pondok pesantren Al Muttaqin Pancasila Sakti, Klaten, Jawa Tenagh, selain itu juga KH Abdulah Abbas dari pesantren Buntet Cirebon.

Di Indonesia jumlahnya sudah sangat sedikit. Sudah banyak yang almarhum. Bahkan sekarang di tahun 2014, praktis sudah tidak lagi kedengaran apakah masih ada Kiai Khos sekarang ini. Kebanyakan yang ada sekarang ini adalah putra-putranya, yang meneruskan tugas da’wahnya, entah titel khos masih disandang atau apakah keturunan dari kyai tersebut masih mempunyai karomah dan tingkat spiritual yang tinggi seperti yang kyai itu sandang.


Berkonsultasi kerohanian kepada dukun dan paranormal atau melalui cara-cara klenik, perdukunan, paranormal, orang pintar, dan sejenisnya, jelas bukan karakter presiden-presiden setelah kepemimpinan Soeharto. Maka sejak pemimpin kita, mulai dariPresiden Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY, menjadi berubah total, tidak lagi menggunakan cara-cara perdukunan, mereka condong kepada spiritual keagamaan.

Jadi saat itu aura positif kepemimpinan tampak, hasilnya suasana mistis hilang dan aura negatif Istana Negara berkurang secara signifikan.  banyak ahli spiritual berpendapat mengenai energi yang ada di Istana Merdeka, mulai dari akhir jabatan Habibie,Istana masih lumayan angker, masih membawa pengaruh negative, tetapi dapat dinetralisir ¼ nya, berkurang lagi ketika Gus Dur lengser sebesar 50%, berkurang lagi masa Mega sebanyak 75%, kemudian menjadi netral ketika SBY akhir pada periode I berkurang total menjadi 100%. Kini Istana Negara seterusnya akan menjelma menjadi tradisi adem, tenang, tentram, kontinuitas terselenggara tradisi transisi jabatan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar