Saat ini Presiden RI ke 7 Bapak Jokowidodo, beliau di kenal bukanlah sebagai orang yang senang klenik-klenikan, dipergelangan tangannya tak ada gelang, tak menggunakan arloji, dijarinya tak ada cincin, didadanya tak ada kalung serta sejenisnya, tak meggunakan ikat pinggang atau menggunakan benda yang aneh-aneh, serta disela-sela kerjanya tak pernah melalaikan kewajibannya selalu untuk mendekat pada Tuhan, malam hari bangun untuk shalat malam, Jokowidodo lebih suka memasrahkan jiwa raganya pada Sang Maha Pencipta. Beliau sering singgah ke Masjid atau Mushola untuk menunaikan beribadah lima waktu. Lihat saja Saat shalat dhuhur di Masjid Istana Merdeka, berjubel jama’ah mengikuti Jokowi penuhi panggilan azan duhur.
Presiden Joko Widodo hampir tidak pernah terdengar menggunakan benda spiritual atau pun benda spiritual berupa azimat-azimat. Jikalau menggunakan benda atau sarana jimat yang digunakan beliau yaitu jimat dari Ibundanya, Ibu nya Joko Widodo dari Kiai di Solo, Kiai di Solo dari Ulama, ulama dari teman dekat, sahabat dari Rosululoh saw, Rasulallah saw dari Allah SWT. Jimat itu sesungguhnya yaitu do’a, do’a dari Al-Qur’an, do’a Nabi Musa AS, do’a saat beliau menghadapi permasalahan besar, ingin menuntaskan masalahnya dengan Fir’aun.
Inilah do’a yang ditulis :
“Robis shrohli shodri wa ya shirli amri wah lul uqdatam mil lissani yah khohu khouli. ”
Do’a itu diambil dari surat Taha dalam al-Quranul-karim yang berarti “ Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, serta mudahkanlah untukku masalahku. Serta lepaskanlah kekauan dari lidahku. Agar mereka tahu perkataanku” (Surat Taha ayat 25-28).
Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku” tujuannya yaitu lapangkanlah, jangan sampai pengucapan serta perbuatanku ini menyakiti serta jangan sampai hatiku ini dikotori, serta janganlah juga hatiku ini dipersempit. Lantaran bila hati sudah sempit, jadi orang yang mempunyai hati itu susah memberi hidayah (panduan pengetahuan) pada orang yang didakwahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar